Laporan Praktikum Pengaruh Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis mb – 01 Sweet (Zea mays saccharata Sturt)


PENGARUH PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG MANISMB – 01 SWEET (Zea mays saccharata Sturt)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Metodologi Penelitian

OLEH
KELOMPOK 12

1.      SULIYANSYAH  (NIM. ACD 110 129)
2.      R I S KA (NIM.ACD 110 132)
3.      PRISKA ASRI ADELIA (NIM. ACD 110 124)
4.      SHERLY PUSPITADEWI (NIM.ACD 110 122)

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
2012

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.   Latar Belakang
Jagung Zea mays L. Merupakan tanaman berumah satu Monoecious dimana letak bunga jantan terpisah dengan bunga betina pada satu tanaman. Jagung termasuk tanaman C4 yang mampu beradaptasi baik pada faktor-faktor pembatas pertumbuhan hasil. Daun tanaman C4 sebagai agen penghasil fotosintat yang kemudian didistribusikan, memiliki sel-sel seludang pelbuluh yang mengandung klorofil. Di dalam sel ini terjadi dekarboksilasi malat dan aspartat yang menghasilkan CO2 yang kemudian memasukki siklus calvin membentuk pati dan sukrosa.
Di tinjau dari segi kondisi lingkungan, tanaman C4 teradaptasi pada terbatasnya banyak faktor seperti intensitas radiasai surya tinggi dengan suhu siang dan malam yang tinggi, curah hujan yang rendah dengan cahaya musiman tinggi disertai suhu yang tinggi, serta kesuburan tanah yang relatif rendah.Sifat-sifat menguntungkan dari jagung sebagai  tanaman C4 antara lain aktifitas fotosintesis pada keadaan normal relatif tinggi, fotorespirasi sangat rendah, transpirasi rendah serta efisien dalam penggunaan air. Sifat-sifat tersebut merupakan sifat fisiologis dan anatomis yang sangat menguntungkan dalam kaitannya dengan hasil.
Jagung telah dibudidayakan di Amerika Tengah (Meksiko Bagian Selatan) sekitar 8.000 sampai 10.000 tahun yang lalu. Dari penggalian ditemukan fosil tongkol jagung dengan ukuran kecil, yang diperkirakan usianya mencapai sekitar 7.000 tahun. Menurut pendapat beberapa ahli botani, teosinte (Zea mays sp. Parviglumis) sebagai nenek moyang tanaman jagung, merupakan tumbuhan liar yang berasal dari lembah Sungai Balsas, lembah di Meksiko Selatan. Bukti genetik, antropologi, dan arkeologi menunjukkan bahwa daerah asal jagung adalah Amerika Tengah dan dari daerah ini jagung tersebar dan ditanam di seluruh dunia ( Iriany, dkk., 2007).
Tanaman Jagung telah lama dibudidayakan di Indonesia, akan tetapi rata-rata hasilnya relatif lebih rendah, rendahnya hasil jagung terutama disebabkan oleh pengelolaan tanah dan tanaman yang belum mencapai kondisi optimal bagi pertumbuhannya, seperti pemupukan yang belum memadai dan kondisi lahan yang bersifat masam.
Di Indonesia, daerah-daerah penghasil utama tanaman jagung adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Daerah Istimewa Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Maluku. Khusus di daerah Jawa Timur dan Madura, budidaya tanaman jagung dilakukan secara intensif karena kondisi tanah dan iklimnya sangat mendukung untuk pertumbuhannya (Tim Karya Tani Mandiri, 2010).
Menurut data Badan Pusat Statistik (2009), produksi jagung di Provinsi Sumatera Selatan sebanyak 166,129 ton per tahun.  Hasil produksi jagung terkonsentrasi di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dengan produksi sebanyak 119,850 ton per tahun, Kabupaten Musi Banyuasin (MUBA) sebanyak 30,960 ton per tahun, dan di Kabupaten Banyuasin sebanyak 15,319 ton per tahun.
Tanaman jagung secara spesifik merupakan tanaman pangan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia ataupun hewan.  Jagung merupakan makanan pokok kedua setelah padi di Indonesia.  Sedangkan, berdasarkan urutan bahan makanan pokok di dunia, jagung menduduki urutan ketiga setelah gandum dan padi.  Tanaman jagung hingga kini dimanfaatkan oleh masyarakat dalam berbagai bentuk penyajian, seperti : tepung jagung (maizena), minyak jagung, bahan pangan, serta sebagai pakan ternak dan lain-lainnya.  Khusus jagung manis (sweet corn), sangat disukai dalam bentuk jagung rebus atau bakar (Derna, 2007). 
Jagung manis merupakan komoditas pertanian yang sangat digemari terutama oleh penduduk perkotaan, karena rasanya yang enak dan manis banyak mengandung karbohidrat, sedikit protein dan lemak. Budidaya jagung manis berpeluang memberikan untung yang tinggi bila diusahakan secara efektif dan efisien (Sudarsana, 2000).
Jagung manis mengandung kadar gula yang relatif tinggi, karena itu biasanya dipungut muda untuk dibakar atau direbus.  Ciri dari jenis ini adalah bila masak bijinya menjadi keriput dan bermanfaat sebagai bahan makanan, makanan ternak, bahan baku pengisi obat dan lain-lain (Harizamrry2007).
Tanaman jagung tidak akan memberikan hasil maksimal manakala unsur hara yang diperlukan tidak cukup tersedia.  Pemupukan dapat meningkatkan hasil panen secara kuantitatif maupun kualitatif.  Lingga dan Marsono (2001) menyatakan bahwa, pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih unsur untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman.
Nihayati dan Damhuri (2004) mengemukakan bahwa, pertumbuhan tanaman yang baik diperlukan pemberian pupuk yang memadai.  Pemupukan nitrogen merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap hasil jagung manis.  Umumnya untuk mencapai hasil maksimum petani sering memberikan pupuk melebihi kebutuhan tanaman dan kurang memperhatikan waktu pemberian yang tepat.
Berbagai upaya dapat dilakukan untuk menghasilkan produksi jagung manis.  Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi jagung manis dapat ditempuh dengan pemberian pupuk dan pengaturan jarak tanam.  Pupuk terbagi menjadi dua macam yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik (Rahmi dan Jumiati, 2003).
Pupuk organik  adalah pupuk yang sebagian besar  atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari tanaman atau hewan yang telah melalui proses dari rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, biologi dan kimia tanah (Suriadikarta dan Simanungkalit, 2006 ).
Pupuk Urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk Urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan rumus kimia NH2 CONH2, merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di tempat kering dan tertutup rapat. Pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan pengertian setiap 100 kg urea mengandung 46 kg Nitrogen.

1.2.   Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.2.1        Bagaimanakah pengaruh pupuk urea terhadap pertumbuhan tanaman jagung?
1.2.2        Bagaimanakah pegaruh pertumbuhan tanaman jagung tanpa pemberian pupuk urea?
  
1.3.   Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.3.1        Untuk mengetahui pengaruh pupuk urea terhadap pertumbuhan tanaman jagung.
1.3.2        Untuk mengetahui pegaruh pertumbuhan tanaman jagung tanpa pemberian pupuk urea.
  
1.4.   Manfaat Penelitian
Pentingnya permasalahan yang ada untuk dijawab melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah tentang “Pengaruh pupuk urea terhadap pertumbuhan  tanaman jagung manis MB-01 SWEETsehingga akan  menjadi acuan dalam penggunakan pupuk urea.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Tanaman Jagung Manis       
Tanaman jagung manis termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays saccharata Sturt.  Klasifikasi tanaman jagung manis adalah sebagai berikut:
Kingdom           : Plantae
Divisio              : Spermatophyta
Sub division      : Angiospermae
Kelas                : Monocotyledonae
Ordo                  : Poales
Famili                : Poaceae
Genus                : Zea
Spesies               : Zea mays saccharata Sturt.

Menurut Purwono dan Hartono (2005), jagung merupakan tanaman berakar serabut yang terdiri dari tiga tipe akar, yaitu akar lateral, akar adventif, dan akar udara.  Akar lateral tumbuh dari radikula dan embrio. Akar adventif disebut juga akar tunjang.  Akar ini tumbuh dari buku paling bawah, yaitu sekitar 4 cm di bawah permukaan.  Sementara akar udara adalah akar yang keluar dari dua atau lebih buku terbawah permukaan tanah.  Perkembangan akar jagung tergantung dari varietas, kesuburan tanah, dan keadaan air tanah.  Batang tanaman jagung tidak bercabang, berbentuk silinder. 
Pada buku ruas akan muncul tunas yang berkembang menjadi tongkol.  Tinggi tanaman jagung tergantung varietas, umumnya berkisar 100 cm sampai 300 cm.  Daun jagung memanjang dan keluar dari buku-buku batang. Jumlah daun terdiri dari 8 helai sampai 48 helai tergantung varietasnya. Antara kelopak dan helaian terdapat lidah daun yang disebut ligula, fungsi ligula adalah mencegah air masuk ke dalam kelopak daun dan batang.Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious).  Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebutfloret
Dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (gluma).  Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence).  Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol, yang tumbuh dari buku di antara batang dan pelepah daun.  Umumnya satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina.
Biji jagung terletak pada tongkol (janggel) yang tersusun memanjang. Pada tongkol tersimpan biji-biji jagung yang menempel erat, sedangkan pada buah jagung terdapat rambut-rambut yang memanjang hingga keluar dari pembungkus (kelobot). Setiap tanaman jagung terbentuk satu sampai dua tongkol.  Biji jagung memiliki bermacam-macam bentuk dan bervariasi. 
Perkembangan biji dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain varietas tanaman, tersedianya makanan di dalam tanah dan faktor lingkungan seperti sinar matahari dan kelembaban udara.  Biji jagung manis yang masih muda mempunyai ciri bercahaya dan berwarna jernih seperti kaca sedangkan biji yang telah masak dan kering akan menjadi keriput atau berkerut.
Jagung manis mempunyai nilai nutrisi yang lebih baik dibandingkan dengan jagung biasa.  Kandungan zat gizi jagung manis tiap 100 gram berat bahan yang dapat dimakan tertera pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1. Nilai Zat Gizi Jagung Manis tiap 100 gram yang Dapat Dimakan
No.
              Zat gizi
Kandungan zat gizi
1
              Energi
96,0         kalori
2
              Protein
                    3,5         g
3
              Lemak
1,0         g
4
              Karbohidrat
22,8         g
5
              Kalium
3,0         mg
6
              Fosfor
                111,0         mg
7
              Besi
0,7         mg
8
              Vitamin A
                400,0         SI
9
              Vitamin B
0,15       mg
10
              Vitamin C
                  12,0         mg
11
              Air
                  72,7            g

2.1.1.      Syarat Tumbuh
2.1.1.1.Iklim
Tanaman jagung dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi 1300 m di atas permukaan laut (dpl), kisaran suhu antara 13ºC sampai 38ºC dan mendapat sinar matahari penuh.  Tanaman jagung tumbuh dan berproduksi optimum di dataran rendah Indonesia sampai ketinggian 1800 m di atas permukaan laut (dpl), dan memerlukan curah hujan ideal sekitar 85 mm per tahun sampai 200 mm per tahun selama masa pertumbuhan.
2.1.1.2.Keadaan Tanah
Tanah sebagai tempat tumbuh tanaman jagung harus mempunyai kandungan hara yang cukup.  Tersedianya zat makanan di dalam tanah sangat menunjang proses pertumbuhan tanaman hingga menghasilkan.
Tanaman jagung tidak membutuhkan persyaratan yang khusus karena tanaman ini tumbuh hampir pada semua jenis tanah asalkan tanah tersebut subur, gembur, kaya akan bahan organik dan drainase maupun aerase baik.  Kemasaman tanah (pH) yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal tanaman jagung antara pH 5,5 sampai pH 6,5 tetapi yang paling baik adalah pH 6,8.

2.1.2.      Kegunaan Pupuk Urea
Unsur hara Nitrogen yang dikandung dalam pupuk Urea sangat besar kegunaannya bagi tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan, antara lain:
1.            Membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir hijau daun (chlorophyl) yang mempunyai peranan sangat panting dalam proses fotosintesa.
2.            Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan lain-lain).
3.            Menambah kandungan protein tanaman.
4.       Dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan, holtikultura, tanaman perkebunan, usaha peternakan dan usaha perikanan.


2.1.3.      Peranan Unsur Hara bagi Pertumbuhan Tanaman
Tanaman memerlukan makanan yang sering disebut hara tanaman.  Tanaman membutuhkan bahan organik untuk mendapatkan energi dan pertumbuhannya, dengan menggunakan hara, tanaman dapat memenuhi siklus hidupnya. Fungsi hara tidak dapat digantikan oleh unsur lain (Rosmarkam dan Yuwono, 2002).
Tanaman terdiri atas bahan organik 27%, air 70% dan mineral 3%. Analisis kimia menunjukkan bahwa pada tubuh tanaman adanya berbagai unsur mineral dan unsur hara yang berbeda, ketersediaan dalam medium yang berbeda dan juga tergantung pada organ tanaman dan umur tanaman (Samekto, 2008).

2.2.Kerangka Berpikir
Pupuk urea mengandung unsur nitrogen. Nitrogen merupakan unsur yang dibutuhkan tumbuhan sebagai pembentuk protein dan enzim. Dengan demikian jika nitrogen terpenuhi maka pertumbuhan tanaman akan subur dan jika kurang, pertumbuhan akan terhambat.

2.3.Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Hipotesis Nol ( )
Tidak ada pengaruh pupuk urea, yang digunakan dalam pemberian pupuk terhadap tanaman jagung MB – 01 Sweet(Zea mays sachhrata Sturt).
2.      Hipotesis Alternatif ( )
Ada pengaruh pemberian pupuk urea yang digunakan terhadap pertumbuhan tanaman jagung MB – 01 Sweet(Zea mays sachhrata Sturt). 

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Tempat dan Waktu
Pelaksanaan penelitian Pertumbuhan Tanaman Jagung dilakukan di :
-          Alamat                  : BTN di Kecamatan Jekan Raya, Kelurahan Menteng, Jl. Pangeran Samudra IV No. 03 RT. 04/II Kode Pos 73111. Palangkaraya.
-          Hari/Tanggal         : Senin, Tanggal 5 Nopember 2012
-          Pukul                     : 07:15 WIB

3.2.Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.
3.3.Rancangan Penelitian
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) (Hanafiah, 1993).Rancangan Acak Lengkap (RAL) merupakan rancangan paling sederhana jika di bandingkan dengan rancangan-rancangan lainnya. Satuan percobaan yang digunakan homogen atau tidak ada faktor lain yang mempengaruhi respon di luar faktor yang dicoba atau diteliti. Faktor luar yang dapat mempengaruhi percobaan dapat dikontrol.
Perancangan dan pelaksanaan mudah. Analisis datanya sederhana. Terdapat analisis nonparametik yang sesuai. Permasalahan data hilang mudah ditangani. Tidak memerlukan tingkat pemahaman yang tinggi mengenai bahan percobaan.Adapun rancangan penelitian tertera pada Tabel 2.
Tabel 2. Rancangan PenelitianMenurut RAL
Pupuk
Ulangan (U)
Jumlah
(TA)
Rerata
(yA)
1
2
3
i
.
r

A   (U0)
Y
Y
Y
Y
Y
Y
TA0
yA0
A   (U1)
Y
Y
Y
Y
Y
Y
TA1
yA1
.
.
.
.
.
.
.
.
.
A   (Ut)
Yt
Yt
Yt
Yt
Yt
Yt
TAj
yAj
Jumlah (TV)
Ti1
Ti2
Ti3
Ti4
Ti5
Ti6
Tij
yij

3.4.Definisi Operasional Variable Penelitian
Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2002). Variabel dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
3.4.1.   Variabel
-          Variabel bebas                    :   Pupuk urea
-          Variabel terikat                  : Pertumbuhan tanaman jagung yang indikatornya adalah tinggi tanaman.
-          Variabel terkontrol            :  Tanah, air, cahaya, kualitas biji jagung, kelembapan, cahaya dan suhu semua dibuat sama.
Pemberian pupuk urea terdiri dari 6 (enam) level, yaitu :
  =  0 gram (kontrol)
  =  2 gram
  =  4 gram
  =  6 gram
  =  8 gram
  =  10 gram

 3.5. Populasi Dan Sampel
3.5.1.      Populasi
Populasi penelitian merupakan penelitian secara keseluruhan. Mengenai hal ini Koentjaraningrat (1977:115), mengungkapkan, bagian dari keseluruhan (oleh para ahli statistik disebutpoputation atau univers) jadi populasi merupakan univer dari suatu obyek penelitian.
Dikaitkan dengan judul penelitian ini maka populasi penelitian ini adalah tanaman jagung manis MB – 01 Sweet (Zea mays saccharata Sturt.). Untuk lebih jelasnya lihat Table 3.
 Tabel 3. Populasi Dan Sampel Penelitian
Komposisi
Populasi
Sampel
Jagung Manis MB – 01 Sweet
240 biji
48 biji
Jumlah
240 biji
48 biji

3.5.2.      Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil untuk mewakili populasi secara keseluruhan. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Fuad Hasan (1977:115), yang menjadi obyek sesungguhnya dari suatu penelitian itulah yang disebut sampel.

3.6. Instrumen Penelitian
Peubah yang diamati pada penelitian ini adalah :
3.6.1.      Tinggi Tanaman (cm)
Pengamatan tinggi tanaman dilakukan dari pangkal tumbuh tanaman pada permukaan tanah yang sudah ditandai dengan menggunakan patok standard sampai pada ujung daun tertinggi. Pengukuran dimulai pada saat tanaman berumur 11 (sebelas) hari.

3.7. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data tentang tinggi tanaman.Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini melalui tahap – tahap sebagai berikut:
3.7.1.      Percobaan (Experiment)
Percobaan adalah suatu tindakan coba – coba (trial) yang dirancang untuk menguji keabsahan (validity) dari hipotesis yang diajukan.(Hanafiah, 1993).
3.7.2.      Fakta Observasi
Suatu ilmu dikatakan berawal dari observasi (pengamatan) yang kemudian dimantapkan sebagai suatu ilmu setelah cukup fakta – fakta yang dihasilkan lewat observasi tersebut untuk mendukungnya.(Hanafiah, 1993). 
3.7.3.      Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

Tabel 4. Alat Dan Bahan Penelitian

Alat
Jumlah
Pot dari Aqua Gelas
48 buah
Alat tulis
Secukupnya
Mistar
1 buah
Cetok
2 buah
Timbangan/neraca
1 buah
Sendok
2 buah

Bahan
Jumlah
Pupuk urea
Secukupnya
Tanah Kebun
Secukupnya
Sekam
Secukupnya
Benih Jagung Manis (MB-01 SWEET)
240 Biji
Air
Secukupnya

3.7.4. Langkah-langkah melakukan eksperimen :
3.7.4.1.Menyiapkan pot untuk 5 perlakuan dan 1 kontrol sehingga seluruhnya ada 6 perlakuan, masing-masing 8 ulangan. Jadi jumlahnya 48 pot.
3.7.4.2.Masing-masing  pot diisi dengan tanah kebun yang diberi sekam dengan perbandingan 1 bagian sekam dan 3 bagian tanah.
3.7.4.3.Menyiapkan biji jagung dengan kualitasnya baik. Dengan cara merendamnya selama 1 malam.
3.7.4.4.Memasukan 5 biji jagung ke dalam masing-masing pot. Jadi jumlah seluruh bijinya 240 biji jagung.
3.7.4.5.Jika sudah tumbuh (kira-kira hari ke- 5) cabutlah 4 tanaman dan sisakan 1 tanaman jagung yang baik.
3.7.4.6.Pada hari ke-7 berikan pupuk di sekitar tanaman (jangan sampai mengenai batangnya). Pemberian pupuk sesuai dengan dosis perlakuan.
3.7.4.7.Jaga tanah supaya tetap lembab dengan menyiraminya setiap pagi dan sore hari.
3.7.4.8.Ukur tinggi tanaman jagung setelah 4 hari (berumur 11 hari). Cara mengukur tinggi tanaman: ukur jarak antara permukaan tanah sampai ujung daun tertinggi.

3.8.            Teknik Analisis Data
3.8.4.      Analisis Data
Data hasil percobaan menurut RAL ini ditata dalam suatu tabel analisis data (Tabel 5). Dari Tabel ini dapat dihitung nilai – nilai Tij jumlah kuadrat (sum of square) yang disingkat JK. Rumus umum JK adalah :
1)      Faktor Koreksi (FK) = nilai untuk mengoreksi nilai rerata (  dari ragam data (  sehingga dalam analisis sidik ragam nilai
2)     
3)     
4)     
3.8.5.      Analisis Sidik Ragam (Ansira)
Ansira dimaksudkan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh faktor perlakuan terhadap keragaman data hasil percobaan. (Hanafiah, 1993).Untuk memudahkan pengujian, maka ansira (uji F) ini dilakukan dalam suatu daftar ansira berikut :
Tabel 5. Daftar Ansira pengaruh perlakuan dosis urea menurut RAL
Sumber
Keragaman
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
Tengah
F – hitung
F- Tabel
5%
1%
Urea
h-1 = V1
JKH
JKH/V1
KTH/KTG*
F (V1 , V2)
Galat
(rh-1) – (h-1)=V2
JKG
JKG/V2
Total
rh-1
JKT
Sumber : Hanafiah (1993)
Keterangan :    *          = Nyata (F hitung > 5%)
                        **        = Sangat Nyata (F hitung > 1 %)
Uji nyata keragaman dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel, dengan ketentuan sebagai berikut :
1.      Jika F hitung lebih besar dari F tabel 5% berarti perlakuan tersebut berpengaruh nyata.
2.      Jika F hitung lebih besar dari F tabel 1% menunjukkan perlakuan tersebut berpengaruh sangat nyata.
3.      Jika F hitung lebih kecil dari F tabel 5% menunjukkan perlakuan tersebut berpengaruh tidak nyata

3.9.             Uji Persyaratan Analisis
3.9.4.      Koefisien Keragaman (KK)
Koefisien keragaman merupakan suatu koefisien yang menunjukan drajat kejituan (precision atau accuraracy) dan keandalan kesimpulan atau hasil yang diperoleh dari suatu percobaan yang merupakan deviasi baku per unit percobaan. (Hanafiah, 1993)
Koefisien keragaman ini dinyatakan sebagai persen rerata dari rerata umum percobaan. Ketelitian dari penelitian yang dilakukan dapat dilihat dari nilai Koefisien Keragaman (KK) yang rumusnya adalah:

dimana :          KTG    = Kuadrat Tengah Galat
                                    = Rerata Umum (Seluruh data percobaan/Grand-mean)

Jika KK makin kecil berarti derajat kejituan dan keandalan akan makin tinggi dan akan makin tinggi pula keabsahan (validitas) kesimpulan yang diperoleh dari percobaan tersebut. (Hanafiah, 1993)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.   Deskripsi Data
Penelitian ini mengenai PengaruhPupuk Urea Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis MB – 01 Sweet (Zea mays saccharata Sturt.)” Perlakuan yang diberikan yaitu berupa dosis pupuk urea   =  0 gram (kontrol),   =  2 gram,   =  4 gram,   =  6 gram,   =  8 gram,   =  10 gram.
Tabel 6.Data Pengamatan : (hasil pengukuran sebelum tanaman jagung di beri pupuk urea, berumur 7 hari)
Ulangan
Rerata(cm)
1
2
3
4
5
6
7
8
16
16.1
18.2
17.6
19.1
14.4
16.2
12.8
16.3
14.7
16.9
13.5
13.3
15.1
17.8
17.5
13
15.225
13
17.9
14.8
20.1
16.1
16.3
17.3
13.7
16.15
17
14.8
15.4
12.8
18.8
14
16
18.8
15.95
15.4
16
15.2
15.9
16.8
15
17.8
15.2
15.9125
16.2
18.2
15
13
19.3
15.7
16.7
15.3
16.175

Tabel 7.Data Pengamatan : (hasil pengukuran tanaman jagung setelah diberi pupuk urea, berumur 11 hari).
Dosis Pupuk (/gram)
Ulangan
Jumlah
Rerata
(cm)
1
2
3
4
5
6
7
8
0   (U0)
18
19.9
21.9
21
25
18
20
17.2
161
20.125
2   (U1)
23.1
19.9
22.4
22.4
23.1
21.7
22
21.9
176.5
22.0625
4   (U2)
15
20.2
18.7
22.2
19
19.6
19.7
15.9
150.3
18.7875
6   (U3)
18
16.9
17
14.4
23
16
17
20
142.3
17.7875
8   (U4)
17.4
18
17
17.5
18.8
15.1
18.8
16.6
139.2
17.4
10  (U5)
18.6
21
16
15
23
18
20.2
17
148.8
18.6
Jumlah
110.1
115.9
113
112.5
131.9
108.4
117.7
108.6
918.1
114.7625
Tabel pengamatan yang menunjukkan tinggi tanaman jagung untuk setiap perlakuan.

Gambar1. Histogram Pertumbuhan Tanaman Jagung Setelah Diberi Pupuk Urea
Pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays) yang terbaik berada pada perlakuan U0 (tanpa pupuk) dan U1 ( 2 gram) dengan pemakaian pupuk urea, dimana hasil pertumbuhannya yaitu tinggi tanaman rata-rata 22.0625 cm.Tinggi rata-rata tanaman pada perlakuan U2 (4 gram) 18.7875 cm, U3 (6 gram) 17.7875, U4 (8 gram) 17.4, U5 (10 gram) 18.6. Hal ini disebabkan karena tanaman kelebihan N (Nitrogen).

4.2. Pengujian Hipotesis
Table 8. Hasil Analisis Sidik Ragam Pengaruh Pupuk Urea Terhadap Tinggi Tanaman Jagung
Sumber
Keragaman
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
Tengah
F Hitung
F- Tabel
5%
1%
Urea
5
118.264
23.653
4.968**
2.44
3.49
Galat
42
199.932
4.761
-
Total
47
318.195
-
Sumber : Hanafiah (1993)
Keterangan :    *          = Nyata (F hitung > 5%)
                        **        = Sangat Nyata (F hitung > 1 %)
Ketelitian dari penelitian yang dilakukan dapat dilihat dari nilai koefisien keragaman (KK)
Hasil uji F menunjukan :
Pemberian pupuk berpengaruh sangat nyata dalam pertumbuhan tanaman jagung (diterima H1) dan (ditolak H0). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian pupuk urea sangat berhasil dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman jagung. Dan berarti pula ada salah satu perlakuan (kadar pupuk urea) yang berpengaruh sangat menonjol jika dibandingkan dengan pengaruh kontrol dan dengan perlakuan lainnya.Percobaan mempunyai derajat kejituan dan keandalan yang tinggi (KK = 11.407%).Oleh karena itu pengujian lanjutan cukup dilakukan dengan uji BNT
Tabel 9. Hasil Uji BNT Pengaruh Pupuk Urea Terhadap Tinggi Tanaman Jagungmenurut RAL
Urea

U5
U4
U3
U2
Kontrol U0
U1
Rerata
17.4
17.7875
18.6
18.7875
20.125
22.0625
10 (U5)
17.4
-





8  (U4)
17.7875
0.3875
-




6  (U3)
18.6
1.2
0.8125
-



4  (U2)
18.7875
1.3875
1
0.1875
-


Kontrol   (U0)
20.125
2.725*
2.3375*
1.525
1.3375
-

2  (U1)
22.0625
4.6625**
4.275**
3.4625**
3.275**
1.9375
-

-
BTN0.05 = 2.205

BTN0.01 = 2.950


Keterangan :    *          = Berbeda Nyata
                        **        = Berbeda Sangat Nyata

Hasil uji BTN ini menunjukan bahwa:
1.      Pada taraf uji 5% pengaruh pupuk urea terhadap tinggi tanaman jagung, pada dosis 0 gram (kontrol) berbeda nyata dengan pengaruh pupuk urea pada dosis lainnya.
2.      Pada taraf uji 1% pengaruh pupuk urea terhadap tinggi tanaman jagung, pada dosis 2 gram berbeda sangat nyata dengan pengaruh pupuk urea pada dosis lainnya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perlakuan terbaik (optimum) adalah perlakuan pupuk urea pada dosis 2 gram.

4.3. Pembahasan
Berdasarkan hasil yang diperoleh, menunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays) yang terbaik berada pada perlakuan U0 (tanpa pupuk) dan U1 ( 2 gram) dengan pemakaian pupuk urea, dimana hasil pertumbuhannya yaitu tinggi tanaman rata-rata 22.0625 cm. Pada perlakuan U0 (tanpa pupuk) tidak terdapat penambahan hara sedangkan pada perlakuan U1 (2 gram) terdapat penambahan hara walaupun cara perlakuan atau perawatan sama menyebabkan pertumbuhan tanaman tidak sama.
Hal ini sesuai pendapat Hukum. N, dkk (1986) bahwa analisa tanaman didasarkan pada asumsi jumlah unsur hara yang terdapat dalam tanah. Dari analisa tanaman akan di dapatkan suatu kadar dari unsur tertentu dalam tanaman. Kadar tersebut kemungkinan berada pada suatu titik yang kritis, dimana telah diperlukan tambahan unsur tersebut melalui pupuk. Jika perlakuan penanaman tanpa penambahan unsur hara dengan cara pemupukan maka kebutuhan tanaman akan unsur hara menjadi kurang tersedia, sehingga pertumbuhan tanaman kurang subur.
Tinggi rata-rata tanaman pada perlakuan U2 (4 gram) 18.7875 cm, U3 (6 gram)17.7875, U4 (8 gram) 17.4, U5 (10 gram) 18.6.Hal ini disebabkan karena tanaman kelebihan N (Nitrogen) sehingga menghambat pertumbuhan tanaman, dimana batang-batang lemah dan mudah roboh dan juga mulai layu. Hal ini sesuai dengan pendapat Poerwowidodo (1992) yang menyatakan bahwa kekahatan atau defisiensi nitrogen menyebabkan proses pembelahan sel terhambat dan akibatnya menyusutkan pertumbuhan. Selain itu, ikatan senyawa protein menyebabkan kenaikan nisbah C/N (organik) dan kelebihan karbohidrat ini akan meningkatkan kandungan selulosa dan lignin.
Faktor yang mendukung pertumbuhan tanaman yaitu tersedianya unsur hara, dimana tanaman akan tumbuh subur atau tumbuh secara optimal dengan penambahan hara yang dibutuhkan tanaman berada dalam keadaan cukup tersedia dalam tanah. Selain itu, faktor pemupukan juga sangat berpengaruh pada pertumbuhan tanaman. Dalam melakukan pemupukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu, jenis tanaman yang akan dipupuk, jenis pupuk yang akan digunakan, jenis tanah yang akan dipupuk, dosis pupuk yang diberikan, waktu pemupukan serta cara-cara pemupukan.

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian kami, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1.      Hasil uji F menunjukan pada percobaan mempunyai derajat kejituan dan keandalan yang tinggi (KK = 11.407%). Dan hasil uji BTN pada taraf uji 5% pengaruh pupuk urea terhadap tinggi tanaman jagung, pada dosis 0 gram (kontrol) berbeda nyata dengan pengaruh pupuk urea pada dosis lainnya. Pada taraf uji 1% pengaruh pupuk urea terhadap tinggi tanaman jagung, pada dosis 2 gram berbeda sangat nyata dengan pengaruh pupuk urea pada dosis lainnya.

2.      Pemberian pupuk berpengaruh sangat nyata dalam pertumbuhan tanaman jagung (diterima H1). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian pupuk urea sangat berhasil dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman jagung.Hasil yang diperoleh, menunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays) yang terbaik berada pada perlakuan U1 ( 2 gram) dengan pemakaian pupuk urea, dimana hasil pertumbuhannya yaitu tinggi tanaman rata-rata 22.0625 cm.Tinggi rata-rata tanaman pada perlakuan U2 (4 gram) 18.7875 cm, U3 (6 gram) 17.7875, U4 (8 gram) 17.4, U5 (10 gram) 18.6. Hal ini disebabkan karena tanaman kelebihan N (Nitrogen) sehingga menghambat pertumbuhan tanaman, dimana batang-batang lemah dan mudah roboh dan juga mulai layu.
5.2. Saran
Apabila melakukan penanaman, sebaiknya memperhatikan terlebih dahulu jenis tanaman yang akan ditanam, media atau tempat menanam. Karena kebutuhan tanaman akan unsur hara dan bahan organik  berbeda-beda, begitu pula dengan tanah mengandung unsur hara yang berbeda pula, sehingga pemberian pupuk pada tanah dan tanaman berbeda-beda.


DAFTAR PUSTAKA

AAK, 1993. Teknik Bercocok Tanam Jagung. Kanisius: Jakarta.
Akil, M., F. Tabri dan Paesal. 2007. Aplikasi Pupuk Urea Pada Tanaman Jagung. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Departemen Pertanian: Jakarta.
Arikunto,Suharsini. 1980. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Aksara: Jakarta.
Hanafiah Ali. 1993. Rancangan Percobaan. Rajawali Pers: Jakarta

Ispandi A. dan P. Soepangat. 1986. Pemupukan dan uji varietas jagung di Kediri. Penelitian Palawija. Balai Penelitian Tanaman Pangan Malang. 1: 79-86. Poerwowidodo. 1992. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT. Asdi Mahasatya: Jakarta.

Koentjaraningrat. 1997. Metode – Metode Penelitian Masyarakat. PT. Gramedia : Jakarta.

Subandi, Zubachtirodin, Sania Saenong dan I.U. Firmansyah, 2006. Ketersediaan Teknologi Produksi dan Program Penelitian Jagung. Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Jagung 2005. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. Hal 11-40.

0 comments :

Post a Comment